Hadits Musnad dan Hadits Muttashil – Syarah Al mandzhumah Al Baiquniyyah

At Ta’liqat Al Atsariyyah ‘ala Al Mandzhumah Al Baiquniyyah adalah salah satu kitab penjelasan (syarah) dari kitab Al Mandzhumah Al Baiquniyyah yang dikarang oleh ulama terkemuka masa kini, Syaikh Ali Hasan Abdul Hamid Al Halaby.
Insya Allah kami akan menerjemahkan kitab ini per pembahasan sampai selesai. Sebaiknya antum membaca dulu terjemah kitab Al Mandzhumah Al Baiquniyyah. Semoga Allah memuliakan ummat islam dengan ilmu..

والمُسْنَدُ المُتَّصِلُ اْلإسْنَادِ مِــنْ * رَاوِيهِ حَتَّى المُصْطَفَى ولَمْ يَبِنْ

Hadits Musnad adalah yang bersambung sanad perawinya sampai kepada nabi tanpa terputus

Musnad[1] : Hadits marfu’ yang sanad nya bersambung
Pada pembahasan lain, terkadang yang dimaksud dengan musnad adalah semua kitab yang terkumpul padanya riwayat-riwayat setiap Sahabat yang diurut satu per satu seperti Musnad Imam Ahmad bin Hambal Rahimahullah. Aka tetapi yang dimaksud di sini adalah definisi yang pertama.

يَبِنْ : terputus[2] (يَنْقَطِعُ / يَنْفَصِلُ )

وَمَـا[3] بِسَـمْعِ كُلِّ رَاوٍ يَتَّصِـلْ * إسْنَادُهُ لِلْمُصْطَفَى فَالْمُتَّصِـلْ

Hadits yang setiap perawi nya mendengar satu sama lain dan bersambung sanad nya sampai nabi maka disebut Al Muttashil (bersambung)

Aku berkata: Ketika Syaikh Abdussatar mendapati bait syair ini, beliau berkata:

مَـا بِسَـمْعِ كُلِّ رَاوٍ يَتَّصِـلْ * إسْنَادُهُ لِلْمُنْتَهَى فَالْمُتَّصِـلْ

Hadits yang setiap perawi nya mendengar satu sama lain dan bersambung sanad nya sampai ujung nya[4] disebut Al Muttashil (bersambung)

Muttashil[5] : Hadits yang bersambung sanad nya sama saja apakah yang berkata Nabi atau orang sealin nya.
Adapun definisi Ittishal sudah di bahas pada pembahasan sebelum nya.

[1] Lihat At Tadrib (1/147) dan Al Ba’its (42) [2] Al Mu’jam Al Wasith (1/79)
[3] Pada sebagian naskah langsung ” مَـا” tanpa huruf “وَ”
[4] Maksud dari ujung sanad adalah sama saja apakah hadits tersebut marfu’ sampai Nabi atau mauquf sampai Sahabat saja, atau hanya sampai Tabi’in
[5] Lihat Hasyiyah Al Ajhuriy (hal. 38) dan At Tadrib (1/183)